Sabtu, 22 Oktober 2016

Rindu Sehelai Kertas

Seperti biasa, hanya pensil dan kertas yang dapat meredakan kebisingan dikepalaku, yang dapat melebur semua bongkahan kepenatan pikiran, dan yang selalu mampu mendamaikan setiap gejolak yang terkadang meronta dijiwaku.
selalu dimulai dengan serpihan garis garis tipis disana sini.... menebal...meraba raba...mencari bentuk.
apapun yang hilang akan kembali berserak dalam helai lembut kertas yang putih berseri.
satu dua garis, membentuk merangkai, dan menyusun keindahan....merangkai estetika...menjalin setiap goresan jadi indah bagi setiap mata mata yang dahaga akan karunia seni yang ada.
Apapun yang tersirat, itulah yang tertuang...


kadang menakjubkan, kadang tanpa Cahaya, atau kadang menyeret kesedihan....
dan, akan selalu diterjemahkan berbeda beda oleh setiap hati.

Kamis, 28 Juli 2016

Restorasi untuk Agnes Mo

    Kembali tegak berdiri diatas kertas yang masih kosong,masih tetap kuikuti kata hati..... meski kali ini aku harus mengikuti "aturan' dari keinginan dan kejujuran sebuah karya itu sendiri, sekecil apapun dan sesederhana apapun karya tersebut.
Pernah suatu saat aku  menjelajah di seraut wajah, perlahan namun pasti proses belajarpun berbuah sebuah karya sederhana dalam sehelai kertas berbaur lebur bersama warna warna seadanya. seraut wajah cantik tertawa kecil dalam setiap sentuhan halus yang ada..... dialah seraut wajah Agnes Monica (sekarang Agnes Mo) di awal tahun 2000an.
Namun sayang.... sang kertas bernasib kurang mujur, ia pernah terlipat diantara tumpukan cerita cerita dalam perjalanan pertama menuju bingkai.....iapun patah berbekas garis yang cukup menghalangi keserasian sebuah Drawing. dipandang kurang indah, dibingkaipun tak nyaman.... dan, kembalilah ia padaku, untuk kukemas ulang dalam sebuah restorasi kecil......

Rabu, 11 Mei 2016

Sejengkal Jelajah

   Selepas bencana besar di Kota Padang dan sekitarnya, kami pun sempat "menyelamatkan diri" dari trauma hiruk pikuk kengerian,kesedihan, kepedihan Kota yang nyaris porak poranda oleh amukan alam.
Masih berteman Pensilku yang setia serta beberapa helai kertas tersisa dari sebagian peralatan kerja yang sempat kami amankan. aku harus tetap bersyukur dengan semua yang sudah kami lewati disana.
Meskipun harus tetap kuakui bahwa setelah apa yang kulewati, aku masih saja sebagai seseorang yang tidak pandai menceritakan setiap kejadian yang aku alami, meskipun waktu itu bencana tersebut adalah pengalaman pertama seumur hidupku.
Namun, Pensil sahabatkulah yang senantiasa menyimpulkan setiap kenangan dari berjuta detail yang dilalui...... dengan Celotehnya lah aku bisa kembali mengingat apa yang seringkali aku lewatkan.
Demikian pula dengan kenangan tentang bencana ini, meski sayangnya banyak celotehnya seputar kota Padang yang harus aku cari kembali agar bisa aku bagikan sebagai bahan inspirasi dan instriospeksi bagi kita, terutama bagi diriku sendiri.
Kali ini Celotehnya justru tentang apa yang aku lalui selepas "menyelamatkan diri" dari bencana Padang....... yaitu Kota persinggahan kami untuk bersujud dan merenung sejenak tentang setiap denyut Takdir,.... yaitu Palembang.

Sabtu, 07 Mei 2016

Gores Ekspresi Alam

Ketika Secuil Perasaan timbul dari lubuk kalbu, ia pun terbang melayang mencari cari gerbang fikiran, agar ia dapat menyampaikan pesan pesan yang dirasakan.....
Dalam setiap sedihnya, dari setiap sukacita, dalam setiap bongkah kenangan, dan dari semua butir mimpi sampai lembar lembar harapan.
Sekuat badai tekadnya mencari
Sedahsyat ombak memecah, ia mencari imaji
Setajam halilintar iapun menjilati setiap sudut nurani..... namun,
Semerdu nyanyian surgawi ia menyanyikan detail alam ini.
ketika terik ia menyebutnya "keindahan cahaya", ketika mendung ia memanggilnya "kesejukan abadi", dan disaat hujan ia mengutipnya sebagai "indahnya kenangan".
Begitulah Perasaan dengan sekeping ungkapannya, tak terhalang ruang dan waktu, baginya semua yang terhampar adalah Karunia....
Baginya setiap benda adalah Tanda....
Baginya setiap musim adalah Cerita Berharga.......

"Inside Winter", Pencil On Paper, September 07 2015, (Temmy S. Hidajat).

Rabu, 13 April 2016

Cermin Kertas

Tersadar seketika...
Dari bisik setiap benda disekitarku
Ada celoteh tentang kita..
Tentang kesedihan
Tentang kegembiraan
Tentang kekecewaan
Tentang kebohongan
Tentang janji dan rencana, juga
Tentang bagaimana ekspresi kita...
Dan, ketika Pensilku berceloteh
Tentang diriku
Beginilah yg ia goreskan........

Kamis, 11 Februari 2016

Islamic Calligraphy

Suatu hari.... sang Pensil meraba perlahan diselembar kanvas.
ia menggumam, "ingin rasanya memberikan hadiah terbaik untuk seseorang"...... lalu, mulailah menggoreskan diri dengan segenap Perasaan dan Pemikiran yang ia curahkan disana.
satu dua goresan tak terasa berpetualang mencari cari bentuk, agar menjadi wujud seiring dengan kata hati
ia mulai memanggil cahaya, ia mengunjungi nuansa, dan iapun meratap pada sang warna, agar sudi membantunya mencari wujud itu.
Sampai pada satu hari ia menemukan bentuk itu, dan menjadikannya wujud....
wujud yang Baik, wujud tanpa Amarah, wujud Ketenangan, dan bagi nya ini adalah sebuah wujud Abadi.





My Original Islamic Calligraphy, Laa ilaaha illallaah, Muhammadarrasulullaah. Acrylic on Canvas, 80x80.
(Temmy S.Hidajat).

Selasa, 09 Februari 2016

Sketsa Para Bunga

Sebagai permulaan hadir pada halaman ini, Pensilku berceloteh tentang "sketsa para bunga yang terjerat dalam vas". Meski gusar, perlahan lahan ia  menyeret warna warna yang ada .....  :